Selasa, 02 November 2010

Mempelajari Ilmu Jurnalistik sangat menyenangkan!!

Awalnya saya sama sekali ngga tertarik sama dunia kamera, apaan sih jurnalistik itu?nonton tv aja udah cukup. Bahkan kita sering bilang, "apaan sih tu reporter ngulang kata-kata mulu!males nontonnya" atau "yah...kameranya gmana si tuh?nyorot apaan si?ngga jelas", dan pernyataan lain yang menyepelekan. ternyata setelah saya terjun jadi seorang mahasiswi FIKOM Budi Luhur dan merasakan menjadi seorang reporter, wow,,,bener-bener,,,ribet kesana kemari nyari berita, mending kalau narasumber mau jujur, kadang mereka bersilat lidah di depan kamera, takut salah bicara atau apalah...
Tapi di sanalah uji kesabaran saya menjadi seorang jurnalis dalam mencari berita. Dibutuhkan intelektual yang tinggi untuk menjadi seorang jurnalis. Bukan hanya itu, tapi juga dibutuhkan ide-ide cerdas dan kreatifitas, serta kegigihan dari seorang Jurnalis. Berita yang didapatkan oleh seorang jurnalis juga tidak akan bermanfaat tanpa adanya program acara yang ditampilkan.
Dalam program acara dibutuhkan seorang Produser untuk mengatur teman-teman yang menjadi pendukung agar suatu kejadian bisa dijadikan berita yang layak untuk ditampilkan. Bukan hanya Produser yang menjadi titik utama dari berjalannya sebuah program, dibutuhkan juga Floor Director(FD, Editor, Kameramen, Reporter/Presenter, Lighting, Audioman, Switcher dan yang lain sebagai pendukung.

Seorang kameramen harus memiliki nilai estetika terhadap suatu objek, karena kameramen akan mengatur angel agar video yang di rekam dapat dilihat dengan baik, tanpa gerakan(tidak goyang gambarnya), dan komposisi gambar juga menentukan video itu dapat dikatakan bagus atau jelek..


Presenter pun juga harus memiliki intelektual, wawasan luas sehingga dapat membawakan suatu acara menjadi layak untuk ditonton. presenterpun harus memiliki cara untuk membangun suasana agar penonton tidak jenuh dalam menonton berita tersebut

Produser sebagai pengatur jalannya program berita yang disajikan harus mengetahui setiap detiknya pergerakan dari segmen satu ke segmen yang lainnya. Produser pada saat bekerja dibantu oleh editor sebagai pengatur tittle nama. Audioman, sebagai penatur audio narasumber dan presenter serta suara-suara pendukung yang lain. Serta Switcher yang membantu produser untuk mengganti-ganti letak kamera, agar video yang tersiar di televisi menjadi menarik untuk ditonton.

Dan yang terakhir sebagai pemandu jalannya acara, ada Floor Director yang akan membantu presenter, narasumber sampai penonton untuk mengarahkan. misalnya saat ppenonton tepuk tangan, FD memberi aba-aba dengan bertepuk tangan, dsb. so apakah kalian tertarik dengan dunia perfilman??kalo tertarik segeralah bergabung menjadi jurnalis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar